MANALAGI. Banyaknya makanan sunda yang terkenal dengan rasa pedas membuat makanan manis khas sunda tidak terlalu banyak dikenal masyarakat. Padahal, wilayah Sunda juga memiliki makanan manis yang bahkan menjadi salah satu makanan khas Sunda yang banyak tersebar di berbagai daerah-daerah di Tanah Sunda. Makanan yang dikenal dengan rasa manisnya ini disebut dengan Awug.
Awug merupakan makanan khas Sunda yang terbuat dari bahan dasar tepung beras, gula aren dan parutan kelapa. Bahan-bahan yang tergolong sederhana dan mudah didapatkan namun memiliki nilai gizi yang baik tersebut membuat Awug menjadi makanan favorit masyarakat di berbagai wilayah Sunda dari para orang tua hingga anak-anak. Selain, bahan-bahan yang mudah didapatkan, pengolahan Awug yang sederhana dengan cara mengukus adonan tepung beras dan disajikan dengan gula aren yang dicairkan serta parutan kelapa membuat Awug menjadi primadona di Tanah Sunda.
Rasa manis pada Awug yang membuatnya banyak disukai masyarakat dihasilkan dari bahan-bahan terbaik, cara pengolahan tradisional dan penyajian yang tepat. Pembuatan Awug masih melalui bahan-bahan alami dan pengolahan tradisional serta penyajian yang sederhana. Awug yang berbahan dasar tepung beras diolah dengan cara dikukus dalam anyaman bambu yang dikenal dengan sebutan aseupan. Tepung beras dikukus di dalam aseupan bersamaan dengan air, garam, gula aren dan kelapa parut.
“Awug mah makanan sunda, makanan sunda mah sederhana. Tapi walaupun sederhana, dibuatnya tetap dengan persiapan yang baik. Jadi makanannya walaupun sederhana tetap enak, ada ciri (khas) nya dan ada gizinya.” Tutur Kang Iman yang kurang lebih 5 tahun telah berjualan Awug di Rangkasbitung, Banten. “Cuma gini aja, pakai tepung beras, gula aren sama (parutan) kelapa. Diseupan (dikukus) 15 menit. (Sudah) jadi.” Lanjut Kang Iman.
Pengolahan dengan cara tradisional menjadi salah satu hal yang menarik dari Awug sebagai salah satu makanan khas Sunda ini. Pengolahan yang tradisional tetap digunakan untuk menjaga cita rasa Awug dari segi rasa, aroma dan aura alami dari makanan khas Sunda ini. Bahkan, selain penggunaan bahan-bahan alami dan pengolahan tradisional, Awug masih disajikan dengan cara sederhana, yaitu dengan menggunakan daun pisang sebagai alas agar memunculkan wangi harum pada Awug tersebut.
“Awug sengaja dibuat (dengan) tradisional, supaya tetap ada rasa khas Sunda. Kayak pake aseupan dan daun pisang ini.” Jelas Kang Iman.
Disajikan dengan tampilan yang menarik, yaitu berbentuk kerucut yang dihiasi dengan taburan gula aren cair dan parutan kelapa membuat tampilan Awug menjadi sangat menarik. Awug dengan cita rasa manisnya banyak disajikan di berbagai acara-acara daerah hingga acara-acara yang bersifat personal, seperti acara ulang tahun, syukuran keluarga, dan sebagainya.
“Biasanya orang-orang teh beli Awug ya mungkin kalau lagi mau (Awug), buat ngopi, buat acara syukuran, acara nikahan, bahkan ulang tahun aja banyak yang suka pake Awug.” Tutur Kang Iman yang secara tidak langsung menyatakan bahwa Awug banyak menjadi favorit masyarakat karena dapat dinikmati kapan saja.
Awug dapat ditemui di berbagai daerah-daerah di wilayah Sunda. Di Rangkasbitung, Banten yang masih menjadi bagian wilayah Sunda, penjual Awug hanya dapat ditemukan di dekat Alun-Alun Rangkasbitung, tepatnya di depan Rumah Sakit Umum Daerah Adjidarmo mulai pukul 15.00 WIB hingga 22.00 WIB. Dengan Rp.10.000,- Awug sudah dapat dibawa pulang untuk dinikmati sendirian maupun bersama teman dan keluarga.
Ditulis Oleh : Berlian Tahta Raudla
Komentar
Posting Komentar